Adab Bertetangga Dalam Islam Untuk Sahabat Jomblo Dalam Kehidupan Bermasyarakat
Manusia sejati pada umumnya merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa ada interaksi dengan manusia lainnya. Maka, kehadiran tetangga dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim sangat saling membutuhkan. Tak dipungkiri, manusia tidak bisa terlepas dari manusia yang lain. Artinya ia mutlak membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Di sinilah, manusia tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bertetangga.
Islam pun telah menggariskan etika sosial untuk menciptakan jalinan yang harmonis antar keluarga. Sehingga kehidupan manusia terpenuhi atmosfer yang penuh dengan spirit tasaamuh (toleransi), ta’awun (tolong menolong) dalam kebaikan dan taqwa. Penyakit ananiyah (egoisme), su’uzhan (buruk sangka), tajassus (sikap memata-matai), menggunjing aib orang lain, dan sederet akhlak tercela lainnya tidak endapatkan tempat. Keamanan, ketentraman dan roda kehidupan yang didasari saling tepa selira dan menghormati.
Adab Bertetangga Dalam Islam Untuk Sahabat Jomblo Dalam Kehidupan Bermasyarakat
"Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangga." (HR. al-Bukhari no. 5185)
Mereka (para sahabat) bertanya kepada Nabi, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Fulanah melakukan shalat malam, berpuasa di siang hari, beramal dan bersedekah, Namun Ia Menyakiti Tetangganya dengan lisannya." Beliau menjawab, "Tidak ada kebaikan baginya, dan ia termasuk penghuni neraka." (al-Adab al-Mufrad no. 119)
Berbuat baik dan saling menghormati terhadap sesamannya
"Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya." (HR. Muslim no. 185)
Selain itu dalam menghormati tetangga pun sudah dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya : “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia mengatakan hanya hal yang baik atau diam. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia menghormati tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia menghormati tamunya” (HR. Muslim)
Memuliakan dengan berbagi kebaikan
"Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak gulai, perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu." (HR. Muslim no. 6855)
Sudah seharusnya kita mengajak mereka agar berbuat yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasehat baik, tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekan mereka. Hendaknya kita selalu memberikan sebagian rezeki makanan kepada tetangga kita.
Jangan Kikir dan Peduli pada tetangga miskin
“Bukanlah seorang mukmin, dia yang hidup kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar.” (al-Adab al-Mufrad, no. 112)
Tetangga adalah sosok yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak jarang, tetangga kita lebih tahu keadaan kita ketimbang kerabat kita yang tinggal berjauhan. Saat kita sakit dan ditimpa musibah, tetangga lah yang pertama membantu kita. Tak heran, jika Islam begitu menekankan kepada kita untuk berbuat baik kepada terangga, karena dampak hubungan yang harmonis antar tetangga mendatangkankan maslahat yang begitu besar.
Kita jenguk tetangga kita apabila ia sedang sakit, kita tanyakan kehadirannya apabila ia tidak ada, bersikap baik apabila kita menjumpainya, dan hendaknya sesekali kita undang mereka untuk datang ke rumah kita. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka luluh dan akan menimbulkan rasa kasih sayang kepada kita. Karena sebaik-baik manusia adalah yang akhlaknya paling baik. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dan beliaulah manusia yang memiliki akhlak paling terpuji, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari (no.6035); Ahmad (no.6468); dan at-Tirmidzi (no.1975)).[Islampos]
0 Response to "Adab Bertetangga Dalam Islam Untuk Sahabat Jomblo Dalam Kehidupan Bermasyarakat"
Post a Comment